Sebelum membahas tentang Nyeri Viseral, tentunya kita harus mengetahui definisi dari Nyeri itu sendiri. Menurut IASP (The International Association for the Study of Pain), nyeri adalah sebuah pengalaman tidak menyenangkan terkait emosional dan sensoris yang dihubungkan dengan adanya kerusakan jaringan atau potensial menyebabkan kerusakan jaringan.
Nyeri dibagi menjadi 2 yakni Nyeri Nosiseptif ( yang disebabkan oleh stimulus trauma, penyakit, atau proses radang) dan Nyeri Non-Nosiseptif (nyeri yang tanpa didahului oleh stimulus). Nyeri Nosiseptif inilah yang kemudian digolongkan lagi menjadi 2 yakni Nyeri Somatik (superfisial dan Dalam) dan Nyeri Viseral.
Secara definisi, Nyeri Viseral diartikan sebagai nyeri yang berasal dari organ dalam tubuh yang memiliki rongga, seperti lambung, usus, kandung empedu, pancreas, dan jantung. Nyeri viseral memiliki salah satu ciri khas yakni seringkali diikuti dengan referred pain (peralihan nyeri) dan sensasi otonom seperti mual dan muntah.
Karakteristik Nyeri Viseral
- Nyeri Alih
Terjadi jika terjadi pada satu segmen persarafan di area yang sama. Misalnya, persarafan diafragma yang kemudian memunculkan rasa nyeri di bahu.
- Nyeri Radiasi
Terjadi jika nyeri menyebar dalam sistem anatomi yang sama, misalnya munculnya nyeri di area testis pria akibat kolik ureter.
- Nyeri Proyeksi
Nyeri ini ditandai dengan adanya rangsangan saraf sensorik akibat terjadinya cedera atau peradangan pada saraf.
- Nyeri Kontinyu
Nyeri ini terjadi akibat adanya rangsangan pada peritoneum parietal secara terus menerus, misalnya pada reaksi radang.
- Nyeri Kolik
Nyeri ini timbul karena hipoksia yang dialami jaringan dinding saluran. Nyeri ini dirasakan hilang timbul karena kontraksi yang berjeda.
- Nyeri Iskemik
Nyeri Iskemik merupakan nyeri yang intensif, menetap, dan tidak berkurang intensitasnya. Nyeri ini biasanya merupakan pertanda dari jaringan yang terancam nekrosis.
Penyebab Munculnya Nyeri Viseral
- Iskemia
Iskemia merupakan peristiwa penyumbatan pembuluh darah yang mengalir ke otot. Nyeri ini dimungkinkan terjadi karena terbentuknya produk akhir metabolik asam (produk yang dihasilkan oleh jaringan degenaratif) seperti bradikinin, enzim proteolitik, atau bahan lain yang merangsang ujung serabut nyeri.
- Stimulus kimia
Bisa saja suatu ketika ada bahan-bahan berbahaya keluar dari traktus gastrointestinal, kemudian masuk ke dalam rongga peritoneum. Misalnya, asam proteolitik getah lambung yang seringkali dapat keluar dari lambung akibat adanya tukak lambung (permukaan lambung yang robek). Getah ini kemudian mencerna membran peritoneum (pelapis dinding abdominopelvis) sehingga merangsang daerah serabut nyeri yang sangat luas dan menimbulkan rasa nyeri yang hebat.
- Spasme viskus berongga
Viskus adalah rongga yang terdapat dalam abdomen (perut). Seringkali rasa nyeri timbul akibat viskus spastik (kontraksi otot polos) sehingga menimbulkan kram yang disertai dengan rasa nyeri dalam skala tinggi , dan kemudian menghilang secara tiba-tiba. Proses ini dapat berulang setiap beberapa menit sekali.
- Distensi berlebihan pada viskus berongga
Jaringan yang diisi terlalu berlebihan dapat meregang di luar batas. Sebagai konsekuensinya, pembuluh darah di sekeliling jaringan tersebut menjadi terhimpit dan terhambat alirannya hingga menimbulkan nyeri iskemik.
- Visera yang tidak sensitif
Beberapa organ dalam di tubuh hampir sama sekali tidak peka terhadap segala bentuk nyeri. Misalnya seperti jaringan parenkim hati dan alveoli paru. Untungnya, ada bagian di dekatnya yang justru sangat peka terhadap rangsangan nyeri. Pada organ hati, kapsul hati yang sangat peka terhadap trauma langsung dan peregangan, serta saluran empedu yang juga sangat peka terhadap nyeri. Pada paru-paru, bagian alveoli memang tidak sensitif, namun bronki dan pleura parietalis sangat sensitif terhadap nyeri.