Sindrom Stevens Johnson adalah penyakit kulit yang umumnya sebabkan karena reaksi obat. Bentuk lain dari penyakit Sindrom stevens Johnson ini adalah nekrolisis epidermal toksik.
Kedua bentuk penyakit diatas sangat menyakitkan dan berpotensi menyebabkan kematian penderitanya jika tidak segera mendapatkan perawatan yang tepat.
Dalam kebanyakan kasus, Sindrom stevens Johnson (SJS) ini disebabkan oleh reaksi terhadap obat yang dikonsumsi.
Beberapa obat yang dikaitkan dengan SJS adalah cox-2 inhibitor Bextra dan obat anti inflamasi non steroid lainnya seperti Allopurinol, Phenytoin, Carbamazepine, barbiturat, antikonvulsan dan antibiotik sulfa.
Kondisi sindrom stevens johnson ataupun nekrolisis epidermal toksik kadang-kadang juga dikaitkan dengan infeksi bakteri dan dalam beberapa kasus tidak diketahui secara pasti apa penyebabnya.
Stevens- Johnson Syndrome dapat mempengaruhi pada semua kelompok usia. Namun, SJS dan Toxic Epidermal nekrolisis paling sering terjadi pada orang tua. Alasannya mungkin karena pada kelompok usia ini cenderung mengkonsumsi obat yang lebih banyak sehingga akumulasi bahan kimia obat menyebabkan timbulnya penyakit ini.
Orang-orang yang menderita AIDS merupakan individu yang berada pada risiko tinggi tertular Stevens SJS ataupun Toxic Epidermal nekrolisis.
Gejala sindrom stevens johnson
Gejala sindrom stevens johnson dan nekrolisis epidermal toksik bisa mulai dengan gejala non spesifik seperti batuk, sakit kepala dan feverishness. Gejala tersebut juga dapat diikuti dengan ruam merah di wajah dan yang dapat terus menyebar ke bagian tubuh lainnya.
Ruam yang terbentuk bisa melepuh dan lecet dan umumnya lepuhan dan luka lecet tersebut terjadi pada bagian mata, mulut dan daerah vagina. Peradangan pada selaput lendir sehingga penderita SJS dan nekrolisis epidermal toksik mengalami demam ataupun menggigil.
Pengobatan sindrom stevens johnson
Pengobatan sindrom stevens johnson ataupun nekrolisis epidermal toksik dapat diperlakukan secara intravena (kecuali disebabkan karena narkoba) untuk mengganti cairan yang hilang. Dan kulit dibiarkan tumbuh kembali dengan sendirinya.
Sangat penting untuk dipahami bahwa mengonsumsi obat-obatan yang dapat mengakibatkan penyakit kulit diatas untuk selalu waspada dan mengidentifikasi gejala SJS dan NET sebelum terlambat.