Bagi sebagian orang pastinya sudah tau apa itu stroke, penyakit yang tergolong berbahaya jika tidak cepat diatasi. Sebuah penelitian mengatakan penyakit stroke dapat disembuhkan lebih cepat jika kita mengambil tindakan seccepatnya sebelum terlambat. Dijelaskan tiga jam pertama dalam serangan stroke adalah merupakan waktu yang sangat berharga untuk membatasi kerusakan dan kecacatan. Setelah tiga jam maka tingkat kesuksesan akan menurun. Setelah 4,5 jam, jendela waktu menutup. Oleh karena itu, sangat penting bagi pasien untuk mendapatkan tindakan medis segera setelah gejala pertama timbul.
Langkah medis yang paling utama dalam masalah stroke adalah trombolisis atau terapi trombolitik, yaitu melarutkan gumpalan darah dengan menggunakan enzim. Dalalm metode ini telah dikonfirmasi efektivitasnya sejak 20 tahun yang lalu dalam berbagai percobaan klinis. Trombolisis saat ini merupakan standar dalam terapi stroke iskemik (stroke yang disebabkan oleh sumbatan pembuluh darah otak oleh gumpalan darah) dan empat dari lima pasien stroke terkena jenis ini.
Terapi trombolisis tidak diberikan pada pasien yang mengalami stroke hemoragik yaitu stroke yang disebabkan oleh pecahnya pembuluh darah pada otak. Ketika obat-obatan itu diberikan maka akan justru dapat memperburuk stroke hemoragik dengan menyebabkan peningkatan perdarahan. Oleh karena itu, penyebab stroke harus diketahui sebelum memulai pengobatan dengan menggunakan CT (computed tomography). Trombolisis hanya dilakukan ketika tidak ada perdarahan pada otak. Riwayat medis seperti diabetes, tekanan darah rendah atau denyut jantung tinggi juga dapat menjadi pertimbangan untuk tidak memberikan trombolisis.
Lebih cepat lebih baik
Trombolisis bermanfaat besar pada pasien-pasien yang cocok untuk mendapatkannya. Hal ini dikonfirmasi oleh meta-analisis yang dilakukan oleh Prof. Werner Hacke dari Universitas Heidelberg. Hasil rangkumannya terhadap sembilan studi internasional terhadap 6.756 pasien menunjukkan bahwa makin cepat trombolisis dilakukan, makin baik hasilnya.
Pasien stroke yang mendapatkan trombolisis dalam tiga jam pertama memiliki peluang 75 persen lebih tinggi untuk bertahan hidup tanpa cacat berat dibandingkan mereka yang tidak mendapatkannya. Bahkan setelah 4,5 jam, pasien masih mendapatkan manfaat dari pengobatan tersebut. Namun, keuntungan mereka menurun hingga 26% dibandingkan dengan kelompok kontrol.
Bermanfaat juga bagi lanjut usia
Trombolisis juga dapat memberi manfaat bagi pasien yang berusia lebih dari 80 tahun – bahkan efeknya sedikit lebih jelas dibandingkan pada pasien yang lebih muda. Karena takut komplikasi, dokter seringkali ragu untuk memberikan trombolisis pada orang lanjut usia. Kecemasan ini tampaknya tidak selalu berdasar.
Meskipun memiliki kemanjuran tinggi, statistik menunjukkan bahwa hanya satu dari sepuluh pasien stroke iskemik mendapatkan trombolisis. Penyebab utamanya adalah hanya 40 persen pasien stroke yang mencapai rumah sakit tepat waktu. Seringkali pasien dan keluarga mereka terlalu lama dalam keraguan sebelum mereka bergegas ke rumah sakit. Stroke iskemik biasanya tidak menimbulkan rasa sakit.
Gejala khas stroke adalah:
– Kelumpuhan dan mati rasa pada tungkai atau wajah, terutama hanya pada satu sisi tubuh
– Kesulitan berbicara atau memahami
– Penglihatan kabur
– Pusing saat berjalan (limbung)
Banyak pasien yang ragu-ragu dan menunggu dengan berharap gejala-gejalanya akan hilang sendiri. Keragu-raguan itu bisa berakibat fatal. Sebaliknya, setelah mendapati gejala-gejala di atas, bersegeralah untuk mendapatkan bantuan medis di rumah sakit. Hal ini juga berlaku pada sakit kepala yang kuat dan tiba-tiba, yang mungkin menunjukkan adanya perdarahan otak.